Selasa, 22 September 2015

KOMODIFIKASI PERNIKAHAN ARTIS VIRUS MEDIA TELEVISI ERA MODERN


Perkembangan sebuah Media di Indonesia semakin maju dari tahun ke tahun, tidak hanya menyajikan satu aspek, tetapi telah menjalar kesemua aspek sesuai dengan kejadian-kejadian yang sedang terjadi pada saat ini. Tak terkecuali perubahan pada isi dari sebuah acara yang di berikan oleh media itu sendiri. Salah satunya Komodifikasi.
Komodifikasi kasus tayangan perhelatan pernikahan Raffi Ahmad dengan Nagita Slavina yang di siarkan oleh stasiun tv. Dengan membawa nama Raffi Ahmad yang sudah terkenal sebagai artis, stasiun tv ini menghadirkan sebuah produk “spesial” kepada masyarakat. Ternyata, cara ini ampuh untuk membuat produk tersebut menjadi bahan perbincangan di masyarakat.
Sosok seorang artis, tak lantas sebagai Presiden inilah yang saya lihat dari acara tersebut, dimana sebuah media televisi yang seharusnya memiliki nilai-nilai informasi yang penting berguna bagi masyarakat Indonesia. Tergantikan hanya dengan acara perhelatan pernikahan masyarakat biasa dengan menampilkan segala kemewahannya untuk diliput media televisi. Tanpa ada manfaatnya dalam segala hal.
Walaupun media itu sendiri yang menawarkan ataupun tidak untuk meliput acara perhelatan pernikahannya, disinilah pentingnya peran dan sikap kita dalam mengambil keputusan sebelum bertindak.
  Raffi adalah orang berpendidikan seharusnya lebih tahu, mana hal yang penting dan tidak penting. Tugas media seharusnya mementingkan lebih banyak untuk mewakili masyarakat bukan hanya mementingkan kepentingan satu pribadi.
Komodifikasi Media Televisi
Komodifikasi yang berasal dari salah satu ideologi Karl Marx yang mengatakan bahwa kata tersebut bisa di artikan sebagai upaya dalam peraihan keuntungan dengan mengorbankan aspek-aspek masyarakat.
Sebuah teori dari Baran dan Davis, yang mengungkapkan bahwa komoditas adalah peralihan nilai-nilai manusia yang bisa di tukarkan menjadi nilai tukar seperti Rupiah, Dollar, atau mata uang lainnya.
Perubahan tersebut dikarenakan desakan akan kebutuhan antar individu, menghilangkan konteks sebuah produk sosial menjadi produk bisnis. Membuat sebuah komodifikasi sebuah media menjalar ke semua idiologi pemilik media, menjadikannya sebuah budaya untuk menciptakan keuntungan.
Asumsi mengapa proses komodifikasi begitu mengakar pada media karena, media hanya dapat dimiliki oleh pemilik modal kuat untuk mendirikan sebuah media diperlukan biaya yang sangat besar. Sehingga jika kebutuhan modal terpenuhi maka pemulihan keuntungan akan dilakukan sebesar-besarnya, hal tersebut juga dikarenakan adanya persaingan media.
Tetapi jika dilihat dari nilai-nilai pada Media Televisi itu sendiri, ini semua sudah sangat melenceng jauh. Dari aspek ekonomi, media hanya mencari keuntungan yang sangat besar, tanpa melihat banyak aspek, misalnya dari aspek sosial yang sudah tidak ada produk yang inspiratif dan mendidik, bahkan dari aspek budaya yang sudah hilang moral dan privasi.
Pada akhirnya media komersial harus membuat keuntungan untuk dapat bertahan dan hal ini sering sekali adanya keterlibatan secara langsung dalam mempengaruhi konten media tersebut. Tanpa memikirkan apakah konten tersebut bermanfaat baik atau tidak bagi penonton masyarakat Indonesia.
Kapitalisme Media Era Modern
Lagi-lagi ini semua menjurus pada Kapitalisme yang sudah menguasai aspek sosial dunia dengan produk-produk yang berbasis bisnis. Para Kapitalisme (Pemilik Media) melihat kesempatan ini dengan cerdik, melihat bahwa penonton bukan hanya sekedar penonton, melainkan penonton merupakan “pekerja” dari sebuah media itu sendiri. Maksudnya, media menggiring penonton untuk secara tidak sengaja menonton produk yang diberikan, dengan topik yang sedang hangat dibicarakan tetapi sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang berbeda inilah, yang menjadi salah satu faktor Media memainkan perannya.
Peran ini yang akhirnya menentukan rating pada sebuah produk yang dihasilkan, dan seperti media-media kebanyakan, rating seolah-olah menjadi sebuah roh yang sangat di sanjung-sanjung tinggi, yaitu keuntungan. Tanpa melihat dari tugas utamanya sebagai Media sebenarnya.
Memang sangat memprihatinkan, semula media di ciptakan untuk mendidik masyarakat, sekarang dijadikan lahan untuk berdagang dan mencetak uang. Sehingga, harapan masyarakat akan produk-produk yang inspiratif, edukatif, dan budaya semakin hari semakin berkurang.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) pada mukadimahnya menyebutkan, pemanfaatan frekuensi radio sebagai ranah publik yang merupakan sumber daya alam terbatas dapat senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat sebesar-besarnya.
Dalam Pasal 11 juga menyatakan bahwa lembaga penyiaran wajib memperhatikan kemanfaatan dan perlindungan untuk kepentingan publik. Apalagi, dalam SPS Pasal 13 ayat 2 menyatakan bahwa program siaran tentang permasalahan kehidupan pribadi tidak boleh menjadi materi yang ditampilkan atau disajikan dalam seluruh isi mata acara, kecuali demi kepentingan publik.
Terlihat jelas bahwa peran media sangat penting untuk mewakili masyarakat banyak bukan mewakili segelintir pribadi orang, para kapitalisme media juga harus paham tentang program acara yang akan ditampilkan tidak boleh ikut campur dalam permasalahan kehidupan pribadi seseorang.
Kesimpulan
Pada era modern saat ini memang tidak dipungkiri jika kemajuan zaman juga berdampak pada kemajuan suatu teknologi media, hal inilah menurut saya tantangan kita dimana dengan segala kemajuan di era modern saat ini, bukannya kualitas teknologi media saja yang maju tetapi sumber daya manusia juga harus diimbangi. Jika salah satu itu tidak saling mendukung maka akan terjadilah kasus ataupun peristiwa seperti ini, teknologi media makin modern, ilmu pengetahuan semakin tinggi tetapi pelaksanaannya sangat buruk. Kasus perhelatan pernikahan Raffi Ahmad dengan Nagita Slavina yang ditayangkan tv ini adalah contoh sebuah pelanggaran tugas media tv serta kesalahan Raffi Ahmad yang seharusnya media tv hanya memberikan informasi yang penting dan bermanfaat bagi banyak orang tetapi malah meliput perhelatan pernikahan yang sebenarnya tidak bermanfaat  dan tidak penting bagi banyak orang, sebab Raffi Ahmad hanya artis seperti masyarakat bukan seorang Presiden Republik Indonesia yang memiliki peran penting dalam kemajuan Negara Indonesia. Hal itu juga tidak boleh dilakukan karena sudah dijelaskan KPI bahwa perhelatan pernikahan yang ditayangkan di tv telah menyangkut kepentingan pribadi Raffi sendiri, media tidak boleh ikut campur, walaupun seorang artis sekalipun. Seharusnya Raffi Ahmad juga lebih paham tentang peraturan tersebut. Ini semua mungkin bisa menjadi pembelajaran bagi kalangan artis ataupun masyarakat lainnya bahwa media tv adalah sarana media informasi yang bermanfaat bagi banyak orang, memberikan fakta-fakta yang aktual dan akurat bagi masyarakat Indonesia. Bagi para kapitalisme media itu sendiri untuk lebih paham dan mengerti juga bahwa program-program siaran yang akan mereka tampilkan juga harus bermanfaat bagi banyak orang bukan adanya keberpihakan segelintir artis yang tidak bermanfaat bagi orang banyak, walaupun rating meningkat dan pendapatan naik tetapi cara yang dipakai tidak sesuai dengan tugas media itu sendiri. Beritakanlah berita yang benar-benar berdampak besar bagi banyak orang dengan menampilkan tayangan-tayangan yang bermanfaat juga bagi masyarakat Indonesia. Sangat ironis memang dengan kemajuan era modern, tetapi media tv Indonesia masih berdampak negatif bagi masyarakat Indonesia dengan menampilkan tayangan-tayangan yang tidak berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Jadikanlah masyarakat Indonesia ini untuk lebih cerdas dan berkualitas dengan menampilkan tayangan-tayangan yang mendidik serta bermanfaat bagi kemajuan Rakyat, Bangsa dan Negara Indonesia.   



Rabu, 19 Maret 2014

Foto Jurnalistik EDFAT


Metode EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angel, Time) adalah metode yang diperkenalkan oleh Walter Cronkite School of Journalism and Telecomunication Arizona State University.

EDFAT adalah Metode pemotretan yang melatih seseorang fotographer untuk melihat sesuatu objek dengan detail yang tajam, sehingga foto yang dihasilkan bisa memberikan sebuah cerita yang bernilai berita.

Tahap-tahap dalam pengambilan foto EDFAT sebagai berikut :

"Entire"  Merupakan teknik pengambilan objek foto secara keseluruhan, melihat suatu peristiwa dengan membidik bagian tertentuk untuk dipilih sebagai objek foto

"Detail"  Merupakan teknik pengambilan objek foto secara detail

"Frame" Merupakan teknik pengambilan objek foto dengan menggunakan variasi memberikan efek bingkai pada objek yang kita foto secara akurat

"Angel"  Merupakan teknik pengambilan objek foto dimana kita mengambil sudut pandang yang dominan dengan mencaro posisi dalam pengambilan gambar, dalam pengambilan gambar bisa dilakukan dari sudut pandang ketinggian (High Angel), sudut kerendahan (Low Angel) dan sudut lain yang diinginkan oleh fotographer

"Time"   Merupakan teknik penggambilan objek foto yang dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan yang sedang dilakukan, agar bisa melatih seorang fotographer untuk lebih cepat dalam pengambilan foto secara akurat

Contoh Foto EDFAT di Lokasi Monas

PAMERAN ALUTSISTA TNI AD
TAHUN 2013
Jakarta, Monas 3-7 Oktober 2013


ENTIRE


DETAIL


FRAME
















ANGEL
























TIME
















Penulis & Photographer : Enggar Subagyo
Alamat E-mail               : enggarsubagyo10@gmail.com
Facebook                     : Enggar Subagyo/schretc_soloraya10@yahoo.co.id

Minggu, 09 Maret 2014

RESENSI FILM "Mengejar Matahari"

Mengejar Nilai-Nilai Dalam Mengejar Matahari

Judul Film     : Mengejar Matahari
Tanggal Edar : Kamis, 22 Juli 2004
Sutradara      : Rudi Soedjarwo
Penulis          : Titien Wattimena
Pemeran       : Wingky Wiryawan (Ardi)
                       Fedi Nuril (Nino)
                       Udjo Project Pop (Apin)
                       Fauzi Baadilla (Damar)
                       Ade Habibi (Obet)
                       Agni P. Arkadewi (Rara)
Produksi       : Kipas Communication Film
Musik           : Ari Lasso
                      Andi Rianto
Editing          : Sastha Sunu
Durasi           : 92 Menit
Bahasa         : Indonesia
Negara         : Indonesia





Menonton film ini dari awal sampai akhir tidak pernah ada bosannya. Di samping  pemainnya yang berkualitas, juga kisah ceritanya yang sangat bagus dan keren. Titien berhasil menampilkan cerita yang luar biasa. Seakan-akan ia mampu untuk membuat penonton terkesan dan terpesona akan sebuah karyanya. Sebagaimana filmnya yang menceritakan tentang persahabatan empat remaja dengan cita-cita mereka dengan  latar belakang dan karakter yang berbeda. Justru menjadikan sebuah kekuatan  mereka untuk saling menciptakan persatuan pada persahabatan yang tumbuh sejak kecil hingga mereka   tumbuh menjadi remaja. Empat sekawan tersebut adalah Ardi, Damar, Apin dan Nino.
       Kisah diawali dengan gambaran kehidupan mereka pada waktu kecil. Empat sekawan ini menjadi saksi mata saat Obet (Preman) yang masuk penjara, karena ia telah membunuh seorang anak dan merekapun melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Mereka tidak menyangka jika masalah kecil tersebut berdampak besar pada kemudian harinya dan masalah inilah yang megubah banyak hal di masa depan mereka. Empat sekawan tersebut berubah yang mulanya masih kecil sekarang beranjak dewasa dan menjadi remaja SMA dan ternyata permasalahan juga timbul dari masing-masing pribadi mereka. Ninok adalah anak orang kaya, paling dewasa dan pendiam. Damarr tinggal hanya dengan ibunya yang jarang di rumah, jad ia tumbuh menjadi anak yang amat pemarah dan gemar berkelahi. Ardi anak pensiunan polisi yang tertekan oleh kekerasan sikap bapaknya. sementara Apin adalah anak yang paling jenaka diantara mereka. Ia selalu bermimpi kelak akan menjadi sutradara dan merekam seluruh aspek kehidupan yang tak mungkin terulang lagi.
       Tapi lepas dari itu semua permasalahan tersebut ada satu permainan yang selalu menjadi ritual mereka dan sebuah permainan yang hanya mereka berempat yang tahu, sebuah permainan yang mengharuskan mereka berlari sekencang-kencangnya dan berusaha menjadi yang pertama sampai kesemua titik di ujung komplek. Permainan yang mereka berinama "Mengejar Matahari"
        Sementara itu, di tengah mereka datanglah gadis cantik bernama Rara yang kemudian dekat dengan Ardi. Gadis yatim piatu yang harus bekerja demi menghidupi diri dan adiknya, memikat hati Ardi dan Damar dan mengguncang persahabatan mereka, bahkan Damar dan Ardi saling bermusuhan sampai berkelahi adu tinju. Dari situlah mulai persahabatan mereka retak dan bukannya masalah makin berkurang, tetapi masalah menjadi makin bertambah parah, bersamaan ketika Obet bebas dari penjara dan penuh hasrat ia ingin balas dendam kepada empat sekawan tersebut
         Suatu hari terjadilah perkelahian antara Obet dan keempat sahabat itu. Hingga pada perkelahian itu membuat Obet menusuk Apin hingga tewas dan dari tewasya Apin empat sekawan tersebut menjadi sangat marah dengan si Obet preman komplek itu. Hingga suatu saat Damar yang selalu menjadi sosok nekad, mengambil langkah terakhir begitupun dua sahabatnya tersebut. Suatu pertengkaran antara Obet beserta preman lain dan Ardi beserta Nini menjadi sangat ramai dan kisruh. Hingga beberapa saat Damar pun semakin bertambah, dengan teriak dan menodongkan pistolnya yang ada ditangannya ke arah Obet, lalu ia melepaskan tembakan dari pistonya dengan sekejap menghabisi nyawa Obet dengan dua kali suara tembakan dan dari perbuatannya itu Damar harus mempertanggung jawabkanny dijeruji besi (Penjara)              Setelah Damar masuk penjara dan Apin meninggal, maka persahabatan mereka menjadi tidak karuan, mereka saling menentukan nasib mereka sendiri-sendiri. Hingga suatu saat Ardi dan Ninok pun bertemu dengan Ardi yang sudah menjadi Calon Taruna Polisi (AKPOL) dan Nino sudah mendapatkan beasiswanya untuk melanjutkan S2 di Amerika Serikat. Setelah pertemuan itu mereka saling bercerita tentang nasibnya sekarang. Merekapun juga mengingat masa-masanya waktu masih kecil, sehingga mereka mengulangi permainan ritualnya waktu kecil yaitu Belari Mengejar Matahari 
        Jadi itu kisah mereka di akhiri dengan nasib yang berbeda-beda, Damar hidup di penjara, Ardi menjadi Calon Taruna Polisi (AKPOL) dan Nino pun menjadi seseorang yang bertamatan S2 di Amerika Serikat dan Apin Almarhum. selesailah cerita dan kisah mereka. Walaupun nasib mereka berbeda, tetap mereka berempat adalah sahabat sejati. Karena orang lain boleh saja datang dan pergi tapi yang namanya sahabat sejati akan selalu ada dihati.

Penulis             : Enggar Subagyo
Alamat E-mail  : enggarsubagyo10@gmail.com
Facebook       : Enggar Subagyo / schretc_soloraya10@yahoo.co.id

NASKAH PUBLIC SPEAKING

JURNALIS ADALAH PILIHAN PROFESI YANG PROSPEKTIF DI MASA DEPAN

Assalamualaikum wr.wb
Selamat pagi semuanya dan apa kabarnya untuk adik-adik kelas 3 kita, perwakilan dari SMA Negeri 1 Sukoharjo yang sebentar lagi akan lulus dan melanjutkan  ke perguruan tinggi. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya, karena ada istilah kalau tak kenal maka tak sayang. Benarkan, jadi perkenalkan nama saya Enggar Subagyo jurusan S1 Jurnalistik dan sekarang saya masih menuntut ilmu di Universitas Multimedia Nusantara atau yang lebih di kenal dengan sebutan UMN. Jadi tanpa menunggu lama-lama lagi saya akan menjelaskan bagaimana seorang Jurnalis adalah pilihan profesi yang prospektif di masa depan, sekarang bisa dilihat dari tahun ke tahun sebuah teknologi dapat berkembang dan semakin canggih dan dengan adanya teknologi yang canggih seorang jurnalis tidak di tutup kemungkinan adalah sebuah profesi yang dapat menjanjikan di masa depan, karena kerja seorang jurnalis sekarang sudah berbasis teknologi yang canggih dan mutakhir dan alasan kenapa saya memilih dan kuliah di Universitas Multimedia Nusantara ini adalah tidak lain untuk menjadi seorang jurnalis yang handal dan ahli di bidangnya yang berbasis ICT yang di dukung dengan berbagai macam teknologi-teknologi yang canggih.

MY PROFIL


Nama     : Enggar Subagyo
TTL       : Nabire, 10 September 1993
Cita-cita : Jurnalistik
Hobi       : Olahraga
Pendidikan: 
-TK Bhayangkari 93 Aspol (1999)
-SD Negeri Telukan IV (2006)
-SMP Negeri 1 Sukoharjo (2009)
-SMA Negeri 1 Sukoharjo (2012)
Alamat   : Jln. Sadewa L-14 Grogol Indah Sektor 7 Sukoharjo                   




Saya Enggar Subagyo seorang mahasiswa di Universitas Multimedia Nusantara, fakultas Ilmu Komunikasi dengan jurusan Jurnalistik. Alasan saya mengapa memilih Prodi Ilmu Komunikasi adalah karena saya ingin menjadi seorang Jurnalistik dan bekerja sebagai Reporter di Stasiun Televisi. Saya anak kedua dari dari pasangan Subagyo dan Sri Sulistyowati, kedua orang tua saya semuanya asli dari Jawa. Ayah asli Boyolali di Jawa Tengah dan Ibu saya asli dari Kediri di Jawa Timur. saya anak nomor dua dari empat bersaudara, yang pertama kakak saya yang bernama Sinta Dewi Listyani dan ketiga dan keempat adalah adik saya yang bernama Lisa Subagyo dan Wulan Sari Subagyo. Saya adalah keturunan asli dari orang jawa, Ayah saya asli dari Jawa Tengah tepatnya di Boyolali dan Ibu saya asli dari Jawa Timur tepatnya di Kediri. Jadi  kami sekeluarga adalah asli dari keturunan jawa. Walaupun saya lahir di Nabire, tetapi saya besar dan tinggal di Jawa, saya besar dari lingkungan keluarga Polisi, karena ayah saya seorang Polisi, saya, kakak dan adik saya dari kecil sudah di didik oleh kedua orang tua saya untuk selalu disiplin, jujur dan bertanggung jawab dalam segala hal, oleh karena itu kami hingga dewasa tidak akan pernah lupa terhadap kasih sayang mereka terhadap kami dan saya akan selalu sayang dan selalu menghormati kedua orang tua saya dan melindungi mereka sebagaimana mereka melindungi saya waktu kecil.
Dalam kehidupan orang Jawa itu masyarakatnya lemah lembut, disiplin, sopan santun, rukun-rukun, saling menghormati dan saling gotong royong dan saya sebagai orang Jawa juga menjalankannya, karena dengan kita saling menghormati antar sesama dan saling membantu, semuanya pasti akan berjalan dengan baik dan lancar, serta kehidupan akan sejahtera dan dalam adat istiadat orang Jawa, apabila saya menikah, tidak harus dengan orang jawa juga. Sebab orang jawa tidak suka membeda-bedakan status sosialnya dan kebudayaannya, bahwa kalau orang jawa itu harus menikah dengan orang jawa juga, itu adalah salah. Jadi orang jawa boleh menikah dengan suku lain tetapi harus agamanya sama, karena kalau soal agama dalam adat istiadat jawa tidak ada yang namanya toleransi dan orang Jawa tegas dalam soal agama, salah satunya agama Islam.
Kelebihan dan kekurangan saya, kalau saya orangnya adalah baik, jujur, sopan santun dan bertanggung jawab serta mudah bergaul, tapi kekurangan pada diri saya adalah saya orangnya tidak mudah percaya terhadap seseorang, apalagi orang yang baru dikenal. Entah bagaimana mulanya saya juga tidak tahu, apakah ini karena keturunan. Tetapi dalam ilmu jurnalistik itu disebut dengan sikap skeptis, artinya tidak mudah percaya sekaligus kepada orang ataupun terhadap sesuatu hal yang baru/dikenalnya.    


Penulis             : Enggar Subagyo
Alamat E-mail : enggarsubagyo10@gmail.com
Facebook         : Enggar Subagyo / schretc_soloraya10@yahoo.co.id  




FOTO ESSAY "280 Festival Senayan"

280 Festival Senayan
       280 Festival yang diselanggarakan pada tanggal 23 November 2013 di Lapangan D Senayan Jakarta. berawal dari kata "To Get Attention" yang disingkat menjadi To-A-T akhirnya terciptalah nickname 280 (Two-eighty/To-A-T) untuk memudahkan penyebutan. festival ini diadakan dalam rangka mendapatkan perhatian, yang memiliki konsep berbeda dari festival yang ada di Jakarta, info dari Celentinus Febrianto (Pendiri 280 Festival)
       Dengan mengggabungkan berbagai  aspek artistik, panggung dan tempat dekorasi, 280 Festival akan berbeda dari festival lainnya dan menghadirkan musik dari berbagai macam genre. Hal lain yang membuat 280 Festival ini berbeda dari festival lainnya adalah jarak waktu antara "Bab" dari 280 Festival yang dibuat secara tak terduga. Jadi kita harus menunggu untuk menyaksikan setiap "Bab" berikutnya dimulai, ini akan menjadi surprise tersendiri bagi pengunjung 280 Festival
      Setelah konser mereka yang pertama pada tahun 2001, ASH Band dari Irlandia Utara yang bergenre Rock Alternative kembali ke Jakarta dan menjadi satu-satunya bintang tamu Internasional di 280 Festival dan mendapat giliran Chapter 1. Tidak hanya itu, 280 Festival juga menghadirkan banyak artis Indonesia terkenal seperti: Maliq & D'essential, Efek Rumah Kaca, Neonomora dan Sierra Soetedjo.




Suasana di panggung 280 festival senayan waktu pagi hari, persiapan para crew dalam mengatur panggung dan sound system dalam konser musik di Lapangan D Senayan,  Sabtu (23/11/2013). (UMN/Enggar Subagyo).




Acara di buka oleh band Maliq & D’essentials live di 280 festival senayan , antusias para penonton yang ingin menyaksikan langsung di depan panggung di Lapangan D Senayan, Sabtu (23/11/2013). (UMN/Enggar Subagyo).


Semakin malam acara di lanjutkan dengan penampilan band Neonomora live di 280 festival senayan, band yang bergenre rock ini sukses membuat para penonton terpukau melihatnya di Lapangan D Senayan, Sabtu (23/11/2013). (UMN/Enggar Subagyo).




Penampilan dilanjutkan dengan band Sierra Soetedjo live di 280 festival senayan, penampilan dari vokalisnya yang berparas cantik menambah daya tarik penonton untuk maju ke depan panggung khususnya untuk para laki-laki di Lapangan D Senayan, Sabtu (23/11/2013). (UMN/Enggar Subagyo).




Acara di lanjutkan dengan penampilan band Efek Rumah Kaca live di 280 festival senayan, lagu yang dibawakan santai dengan music yang teratur di tambah lampu panggung yang indah, membuat para penonton terhanyut dalam suasana suara dari vokalis band efek rumah kaca di Lapangan D Senayan, Sabtu (23/11/2013). (UMN/Enggar Subagyo).


Penutupan dimeriahkan oleh band luar negeri yaitu ASH Live di 280 Festival Senayan, ASH Band dari Irlandia Utara yang bergenre Rock Altenative kembali ke Jakarta dan menjadi satu-satunya bintang tamu Internasional di 280 Festival, penampilan sangat memukau para penonton yang hadir di Lapangan D Senayan, Sabtu(23/11/2013). (UMN/Enggar Subagyo).

Penulis & Photographer : Enggar Subagyo

Alamat E-mail               : enggarsubagyo10@gmail.com

Facebook                     : Enggar Subagyo / schretc_soloraya10@yahoo.co.id

Sabtu, 08 Maret 2014

ARTIKEL "Bedazzled"

BEDAZZLED

        Film ini bercerita tentang Elliot (Brendan Fraser) adalah seorang laki-laki yang pemalu dan sangat culun akan tetapi memiliki semangat kerja yang sangat tinggi, dia bekerja disebuah perusahaan komputer di San Fransisco, dia memiliki bebrapa teman di kantornya, akan tetapi selalu menjauhi dirinya, Elliot menyukai rekan kerjanya yaitu Alison Gardner (Frances O’Connor), tetapi tidak memiliki keberanian untuk mengajaknya kencan. Elliot berkata pada dirinya sendiri bahwa dia akan memberikan apapun untuk Alison untuk bisa bersamanya. The Devil  (Elizabeth Hurley), dalam bentuk wanita cantik, sengaja mendengar dia dan menertawakan untuk memberikan Elliot tujuh keinginan dengan imbalan jiwanya
       Pertama Elliot meminta untuk menjadi seorang yang paling kaya dan mempunyai jabatan yang tinggi serta Alison menjadi istrinya. Setelah dikabulkan, dia berubah menjadi Raja Narkoba di Kolombia dengan istrinya Alison, tetapi ternyata tidak sesuai yang dibayangkannya, ternyata Elliot mempunyai banyak musuh yang siap membunuh dia. Akhirnya Alison juga tidak bahagia hidup dengan Elliot, bahkan Alison berselingkuh dengan pengawalnya dan tak lama kemudian Elliot bangun dari “Impiannya” dan meminta permintaannya yang kedua karena belum puas 
      Kedua Elliot meminta untuk menjadi orang paling sensitif di dunia dan menjadi orang emosional paling sensitif di dunia serta dia ingin Alison mencintainya. Setelah dikabulkan dia berubah menjadi orang yang paling sensitif, tetapi akibat sangat sensitifnya, Elliot menjadi tidak bisa untuk fokus dalam menjalin hubungan dengan Alison. Pada akhirnya Alison merasa tidak suka karena Elliot orangnya terlalu sensitif dan pergi meninggalkannya. Kemudaian Elliot bangun lagi dari “Impiannya” dan memohon permintaan ketiganya
      Ketiga Elliot meminta untuk menjadi seorang pemain basket professional. Setelah dikabulkan dia berubah menjadi seperti Michael Jordan, dengan banyak fans, hebat dalam bermain basket serta gaya-gaya yang super keren. Tetapi tetap saja Alison wanita pujaannya  tidak menyukai dia. Kemudaian Elliot bangun lagi dari “Impiannya” dan kembali meminta permohonan yang keempat 
      Keempat  meminta untuk menjadi sangat pintar, pandai berbicara, lucu, canggih, menawan, terkenal dan menjadi tampan serta Alison jadi jatuh cinta padanya. Setelah dikabulkan dia berubah menjadi orang yang luar biasa dengan keinginannya, akan tetapi Alison tetap tidak bisa jatuh cinta kepada Elliot karena dia seorang Gay (Homoseksual). Kemudaian Elliot bangun lagi dari “Impiannya” dan memohon permintaan kelimanya 
      Kelima Elliot meminta untuk menjadi Presiden Amerika. Setelah dikabulkan dia berubah menjadi orang yang luar biasa pemimpin Amerika dan karena kepemimpinannya menjadi seorang presiden amerika dia ditembak oleh orang yang tak dikenal dan gagal dalam membuat Alison jatuh cinta padanya 
      Permintaan Keenam dan ketujuh tanpa dia sadari ternyata dia sudah menyebutkannya diawal Elliot bertemu dengan Iblis tersebut yaitu Big Mac dan Coke padahal Elliot menganggap itu bukan sebuah keinginan tetapi tetap saja Iblis selalu licik dia menganggap itu sebuah harapan dari Elliot 
      Akhirnya Elliot sadar ini semua tidak adil dan merasa sangat dibohongi oleh Iblis wanita tersebut bahwa untuk menjadi orang kaya, menjadi orang sensitif, yang mempunyai fisik yang kuat, menjadi orang pintar serta menjadi presiden selalu tidak berjalan dengan sebagaimana yang diharapkan. Sampai terakhir dia minta, ingin Alison bahagia dan ternyata setelah dia mengucapkan permintaan, dia kembali ke dunia nyata dan bertemu dengan Alison dan mengajak kenalan agar bisa mengenal satu sama lain, yang ternyata dia sudah punya pacar. Akhirnya dia mengerti Alison akan bahagia tetapi tidak dengan dia.

*The End*

  

Hubungannya dengan Teori Etika Filsafat KomunikasiSecara umum etika berarti dua hal :1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.Menurut Teori Frans Magnis Suseno “Filsafat Sebagai Ilmu Kritis”Yogyakarta: Kanisius, 1992
Mengenai hubungan Film Bedazzled ini dengan Teori Etika Filsafat Komunikasi dan Menurut Franz Magnis Suseno “Filsafat Sebagai Ilmu Kritis” adalah manusia tak pernah lepas dari yang namanya ambisi. Segala sesuatu yang dilakukan dengan cara mendapatkan keinginannya apapun itu caranya walaupun cara itu sebenarnya salah. Termasuk juga perjanjian dengan iblis. Elliot Richardson, seorang pekerja muda yang mulai kehabisan akal untuk mendapatkan pujaan hatinya, Alison. Iblis berwujud wanita cantik seksi ini tentu saja mendengarkan keingginan kuat Elliot dengan segala rayuan mautnya untuk menandatangani kontrak tujuh permintaaan. Tentu saja dengan imbalan jiwa Elliot. Oleh sebab itu untuk membuat bahagia orang atau cara menyukai seseorang tidak bisa hanya dengan menjadi kaya, punya kekuasaan dan kuat fisik tetapi adalah ketulusan dan usaha dari diri kita sendiri serta keyakinan untuk selalu berdoa, karena tak ada yang bisa mengabulkan dengan sempurna segala keinginanmu tanpa adanya usaha yang keras dari dalam diri kamu sendiri.

Penulis            : Enggar Subagyo
Alamat E-mail : enggarsubagyo10@gmail.com
Facebook       : Enggar Subagyo / schretc_soloraya10@yahoo.co.id